HARI AL-QUDS SEDUNIA
Tibanya Hari Al-Quds Sedunia
kembali mengingatkan umat Islam dunia tentang tugas dan kewajiban mereka
membela bangsa Palestina yang teraniaya. Dengan mendeklarasikan Hari Al-Quds
Sedunia, Imam Khomeini ra telah menanamkan isu Palestina ke dalam hati nurani
manusia, memadukan dan memusatkan semua pekik kecaman kepada Zionisme, dan
kitapun menyaksikan antusiasme umat Islam dalam menyambut peringatan ini. |
Senin, September 26, 2011
HARI AL-QUDS SEDUNIA
Selasa, September 20, 2011
Fatimah Zahra a.s Perwujudan Ayat Tathhir
Az-zahra
as adalah lambang kesucian, sosok pribadi agung sepanjang zaman,
tauladan bagi setiap insan. Cinta kepada Zahra as merupakan kecintaan
kepada Rasul saww dan sekaligus kecintaan kepada Allah, sebuah mata
rantai cinta yang tidak pernah terputus.
Az-zahra as adalah paling mulianya manusia di sisi nabi serta cahaya mata dan buah hati Rasul sebagimana sabda beliau: “Fatimah
adalah paling mulianya manusia disisiku, putriku Fatimah, adalah wanita
yang terbaik diseluruh jagat raya, sejak pertama kali wanita
diciptakan hingga kelak pada akhir zaman, dialah cahaya mata dan buah hatiku.”
Naluri Seorang Ibu
Masih Tentang Ali as.
Ashim bin Hamzah berkata : aku melihat seorang pemuda di
kota madinah sedang berteriak : wahai tuhan yang maha adil! Tegakkanlah keadilan antara aku dan ibuku! Kabar tentang pemuda sampai ke telinga Umar bin Khatab khalifah ke dua. Ia pun memanggil pemuda itu dan berkata : wahai pemuda kenapa kamu berkata demikian kepada ibumu.
kota madinah sedang berteriak : wahai tuhan yang maha adil! Tegakkanlah keadilan antara aku dan ibuku! Kabar tentang pemuda sampai ke telinga Umar bin Khatab khalifah ke dua. Ia pun memanggil pemuda itu dan berkata : wahai pemuda kenapa kamu berkata demikian kepada ibumu.
Pemuda
itu berkata : wahai amirul mikminin! Ibuku selama sembilan bulan
mengandungku, dan selama dua tahun telah menyusuiku, akan tetapi
sekarang ketika aku sudah dewasa dan bisa membedakan yang baik dan yang
buruk, ia mengingkari aku sebagai anaknya seolah-olah ia tidak pernah
melihatku.
Ibadah Imam Ali bin Abi Thalib as
Imam Ali as adalah ahli ibadah yang paling tinggi derajatnya
sepanjang zaman, baik dari segi kuantitas ataupun kualitas ibadah,
yakni keikhlasan, perhatian atau kosentrasi hatinya, dan penyaksian
terhadap Allah swt.
Imam Ali bin Abi Thalib as berkata: “Sekelompok manusia beribadah dengan harapan mendapatkan pahala dan ganjaran. Inilah ibadah para pedagang. Sekelompok lainnnya beribadah karena takut kepada siksa. Inilah ibadah para budak. Sekelompok orang beribadah untuk bersyukur kepada Allah. Inilah ibadah orang-orang yang bebas.” (Bihârul Anwâr, jld 41, hlm 14)
Imam Ali bin Abi Thalib as berkata: “Sekelompok manusia beribadah dengan harapan mendapatkan pahala dan ganjaran. Inilah ibadah para pedagang. Sekelompok lainnnya beribadah karena takut kepada siksa. Inilah ibadah para budak. Sekelompok orang beribadah untuk bersyukur kepada Allah. Inilah ibadah orang-orang yang bebas.” (Bihârul Anwâr, jld 41, hlm 14)
Ketinggian Akhlak dan Keluhuran Budi Imam Hasan al-mujtaba
Anas berkata, "Tak seorangpun yang menyerupai Rasulullah saww selain daripada Hasan bin Ali." (Shahih Tirmidzi)
.
Kelahiran Imam Hasan al Mujtaba
Pendapat yang paling masyhur dan diakui lebih tepat mengenai kelahiran beliau adalah pada tanggal 15 Ramadhan tahun ke 13 Hijriyah di Madinah. Ayahnya imam Ali bin Abi Thalib as, menikahi putri Rasulullah saww, Fatimah az Zahra pada bulan Zulhijjah tahun ke dua Hijriyah. Hasan adalah putra pertama dari keduanya.
.
Kelahiran Imam Hasan al Mujtaba
Pendapat yang paling masyhur dan diakui lebih tepat mengenai kelahiran beliau adalah pada tanggal 15 Ramadhan tahun ke 13 Hijriyah di Madinah. Ayahnya imam Ali bin Abi Thalib as, menikahi putri Rasulullah saww, Fatimah az Zahra pada bulan Zulhijjah tahun ke dua Hijriyah. Hasan adalah putra pertama dari keduanya.
Senin, September 12, 2011
Fathimah; Cahaya di kegelapan
Sekian lama kaum hawa bangsa Arab ketika itu telah menyudutkan dan
mengambil jarak dari Hadrat Khadijah as, istri tercinta Rasulullah saw,
dikarenakan pernikahan ia dengan Muhammad saw. Betapa kepedihan dan kesedihan telah meliputi dirinya dan tak seorang pun yang menemani dirinya dikala saat itu Rasulullah saw sedang bepergian, yang bisa dijadikannya sebagai teman untuk mencurahkan kerinduannya di tengah kesepian itu, namun tiba-tiba rasa kesepian itu hilang oleh munculnya suara dari dari seorang janin kemudian berbicara dengan ibunya sembari menghibur dengan untaian kata-kata indah. |
Zuhudnya Imam Ali A.S
Makrifat Imam Ali sedemikian kaya sehingga menyinari
seluruh
nuansa hidupnya. Namun jika kita melihat makrifat Imam Ali atau
kesufian beliau,
kita tidak akan mendapati kesufian itu bermakna pengucilan diri dari
sosial.
Beliau adalah orang yang senantiasa berhubungan dengan masyarakat,
mengelola
urusan pemerintahan dan politik, namun dimensi kesufian beliau tetap
tampak
dan terjaga. Kesufian dan zuhud Imam Ali berakar pada pandangannya
yang begitu
dalam terhadap soal kehidupan dan filsafat alam semesta. Beliau pernah
berkata:
"Dunia adalah tempat perjalanan, bukan tempat tinggal." Imam Ali juga
memandang manusia di dunia ini terdiri dari dua macam; orang yang
menjual dirinya
demi hawa nafsunya dan orang yang membeli nafsunya untuk taat kepada
Allah dan
menyelamatkan dirinya.
Surat Seorang Non-Muslimah Amerika Kepada Muslimah Lebanon : Kami Iri Melihat Kalian
Assalammualikum.Wr.Wb
Joana Francis adalah seorang penulis dan wartawan asal AS. Dalam situs Crescent and the Cross, perempuan yang menganut agama Kristen itu menuliskan ungkapan hatinya tentang kekagumannya pada perempuan-perempuan Muslim di Libanon saat negara itu diserang oleh Israel dalam perang tahun 2006 lalu.
Apa yang ditulis Francis, meski ditujukan pada para Muslimah di Libanon, bisa menjadi cermin dan semangat bagi para Muslimah dimanapun untuk bangga akan identitasnya menjadi seorang perempuan Muslim, apalagi di tengah kehidupan modern dan derasnya pengaruh budaya Barat yang bisa melemahkan keyakinan dan keteguhan seorang Muslimah untuk tetap mengikuti cara-cara hidup yang diajarkan Islam
Joana Francis adalah seorang penulis dan wartawan asal AS. Dalam situs Crescent and the Cross, perempuan yang menganut agama Kristen itu menuliskan ungkapan hatinya tentang kekagumannya pada perempuan-perempuan Muslim di Libanon saat negara itu diserang oleh Israel dalam perang tahun 2006 lalu.
Apa yang ditulis Francis, meski ditujukan pada para Muslimah di Libanon, bisa menjadi cermin dan semangat bagi para Muslimah dimanapun untuk bangga akan identitasnya menjadi seorang perempuan Muslim, apalagi di tengah kehidupan modern dan derasnya pengaruh budaya Barat yang bisa melemahkan keyakinan dan keteguhan seorang Muslimah untuk tetap mengikuti cara-cara hidup yang diajarkan Islam
Langganan:
Postingan (Atom)