Pembicaraan tidak selalu ber arti pemahaman antara dua jiwa Kata-kata yang berasal dari bibir-bibir dan lidah-lidah tidak selalu bisa membawa sepasang hati bersama Ada sesuatu yang lebih agung dan lebih murni dari apa yang diutarakan mulut.

Senin, September 26, 2011

HARI AL-QUDS SEDUNIA


HARI AL-QUDS SEDUNIA
Urgensi Penyelenggaraan Hari Al-Quds
Tibanya Hari Al-Quds Sedunia kembali mengingatkan umat Islam dunia tentang tugas dan kewajiban mereka membela bangsa Palestina yang teraniaya. Dengan mendeklarasikan Hari Al-Quds Sedunia, Imam Khomeini ra telah menanamkan isu Palestina ke dalam hati nurani manusia, memadukan dan memusatkan semua pekik kecaman kepada Zionisme, dan kitapun menyaksikan antusiasme umat Islam dalam menyambut peringatan ini.
Para pejuang yang gigih berjihad di Tanah Pendudukan dan hidup dalam getirnya perjuangan sebagai satu-satunya jalan untuk membebaskan Palestina dan melenyapkan rezim pendudukan harus merasa dan tahu persis bahwa bangsa-bangsa di Dunia Islam selalu mengingat dan menyokong mereka. Agar para mujahidin yang terasing di kampung halaman mereka sendiri itu dapat memiliki perasaan demikian, maka unjuk rasa Hari Al-Quds harus dilakukan di Dunia Islam. Inisiatif Pemimpin Besar kita, Imam Khomeini ra, dalam mendeklarasikan Hari Al-Quds adalah dalam rangka ini. Tanpa cara demikian, warga sipil di Teheran -misalnya- tidak bisa memberikan kontribusi apapun bagi perjuangan Palestina, sebab mereka tidak bisa ikut mengangkat senjata ke sana dan berperang melawan Israel.
Peringatan Hari Al-Quds
Dunia Islam harus memperingati Hari Al-Quds. Umat Islam jangan sampai terlena oleh ketenangan dan ketenteraman absurd yang diciptakan oleh pemerintah-pemerintah yang telah menggadaikan dirinya kepada asing. Umat jangan terbuai oleh ketentraman artifisial yang sengaja diperlihatkan supaya masalah Palestina perlahan-lahan terabaikan dan hilang dari ingatan setiap orang. Umat Islam jangan sampai mengabaikan pengkhianatan yang dilakukan pemerintah sebagian negara demi keuntungan Rezim Zionis dan mengorbankan nasib bangsa Palestina.
Peringatilah dan besarkan Hari Al-Quds Sedunia, dan jangan pernah peduli apakah media massa dunia meliputnya atau tidak. Orang-orang yang mendekam di ‘penjara-penjara’ Palestina mengatakan kepada kita bahwa pekikan slogan kita, solidaritas kita, dan kepalan tangan kita yang semuanya menunjukkan tekad dan ketulusan kita telah menambah kekuatan mereka dalam perjuangan. Orang-orang yang tersekat dalam dinding-dinding raksasa Palestina jangan sampai merasa sendirian. Kaum pria dan perempuan Palestina yang hidup di jalanan dan perkampungan Baitul Maqdis, Jalur Gaza, dan kota-kota Palestina Pendudukan lainnya dalam kondisi mengenaskan akibat kekejaman Zionis harus merasa bahwa Anda ada di belakang mereka supaya mereka bisa bertahan berjuang. Dalam hal ini pemerintah di Dunia Islam tentunya juga memikul kewajiban.
Pengaruh Hari Al-Quds
Jika Dunia Islam sudi memperingati Hari Al-Quds secara kongkret dan menjadikannya sebagai momentum untuk meneriakkan yel-yel anti Zionis, tak pelak lagi akan banyak ambisi musuh yang kandas dan musuh lantas mengambil langkah mundur. Dalam hal ini, bangsa Iran telah menjadikan Hari Al-Quds sebagai momentum untuk menegaskan kembali pendiriannya terhadap kasus Palestina sehingga rakyat tertindas Palestina menyadari bahwa di jagad raya ini masih ada orang yang peduli akan problema mereka. Sensibilitas ini harus dibuktikan. Israel harus lebih ditekan lagi. Orang-orang Palestina juga harus merasa bertanggungjawab untuk menghidupkan sendiri persoalan-persoalan Palestina dan berjuang. Berjuang memang berat, tetapi hidup di bawah penindasan kaum Zionis lebih berat dari beban perjuangan. Selain itu, perjuangan akan mencerahkan masa depan mereka, sedangkan berdiam diri hanya akan memperburuk nasib mereka.
Umat Islam Palestina di tanah-tanah pendudukan Palestina sekarang sedang bangkit. Hanya saja, perjuangan dari dalam negeri Palestina ini harus bereskalasi dan merambah ke seluruh bagian tubuh umat Islam, dan bangsa-bangsa Muslim di seluruh penjuru dunia harus membantu saudara-saudara mereka di Palestina.
Perlawanan Terhadap Hari Al-Quds
Upaya menghapus Hari Al-Quds yang ditunjukkan para pendukung formal maupun informal Israel cukup mencolok. Mereka membuat hari tandingan agar Hari al-Quds terlupakan. Di negara-negara Muslim sendiri para suporter Israel tidak memperkenankan pemerintah mengizinkan adanya pawai unjuk rasa untuk memperingati Hari Al-Quds Sedunia. Naifnya, mereka memiliki pengaruh di sejumlah besar negara Muslim. Ini jelas petaka bagi umat dan Dunia Islam. Aneh sekali jika pemerintah negara-negara Muslim ikut-ikutan tidak menganjurkan masyarakatnya berunjuk rasa mendukung perjuangan bangsa Palestina di Hari Al-Quds. Apa yang kurang dari negara-negara Muslim jika menyukseskan peringatan Hari Al-Quds Sedunia? Mengapa mesti bersikap demikian jika mereka memang menyokong aspirasi Palestina?!
Kewajiban Umat Islam Pada Hari Al-Quds Sedunia
Para ulama Islam dari mazhab apapun sepakat bahwa jika bagian dari kawasan Islam direbut dan dikuasai oleh musuh Islam maka segenap bangsa Muslim berkewajiban membela dan mengembalikan kawasan itu ke pangkuan umat Islam. Dengan demikian, umat Islam di manapun berada harus menunjukkan partisipasi perjuangannya dalam bentuk semampunya. Dan inilah yang menjadi sebab mengapa gagasan Imam Khomeini ra menjadikan hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan sebagai Hari Al-Quds Sedunia mendapat sambutan antusias dari Dunia Islam.
Pada prinsipnya, Hari Al-Quds bukan milik orang Iran semata, melainkan milik Dunia Islam sehingga wajar apabila umat Islam menjadikan hari itu sebagai momen untuk setidaknya menunjukkan solidaritas mereka kepada saudara-saudara mereka di Palestina. Yaitu, solidaritas yang mencerminkan penolakan dan perlawanan mereka terhadap konspirasi AS dan Zionis Israel di bumi Palestina yang terpanggang oleh tragedi pendudukan.
Keterjagaan Dunia Islam
Luka lama yang ditorehkan kaum Zionis dan kekuatan-kekuatan raksasa dunia yang membekingnya adalah luka yang juga sangat menyakitkan dan kian hari kian parah untuk segenap masyarakat dan Dunia Islam. Karena itu, Dunia Islam jangan sampai melupakan atau menyepelekan tragedi Palestina. Umat Islam harus senantiasa terjaga di depan segala perkembangan yang terjadi pada kemelut Palestina. Umat Islam harus selalu ingat bahwa keterbiusan mereka dari rasa sakit yang disebabkan oleh luka itu adalah target yang sangat diharapkan oleh AS dan segenap kekuatan dunia yang getol mendukung kaum Zionis Israel.

Fenomena pertama politik dan insani Islam adalah terbentuknya umat Islam yang lahir di Madinatun Nab


23/07/2008
Ringkasan
Fenomena pertama politik dan insani Islam adalah terbentuknya umat Islam yang lahir di Madinatun Nabi (Kota Nabi SAW), dan secara mencengangkan dan bak legenda umat ini maju dan berkembang dengan cepat dari sisi kuantitas dan kwalitas. Komunitas Islam ini memiliki kebudayaan yang kaya dengan khazanah warisannya yang cemerlang dan kemajuan yang jarang ada padanannya. Meski nampak beragam namun warisan budaya ini menyiratkan sebuah kesatuan dan keserasian yang mengagumkan. Semua itu berkat pengaruh Islam serta tauhid khas dan murni yang ada di seluruh bagiannya. Komunitas ini secara geografis menempati salah satu kawasan dunia yang terkaya -jika tidak kita katakan kawasan paling kaya- akan sumber alam.
Kini para elit politik dan pemikiran di dunia Islam mengemban tugas yang berat. Para cendekiawan Muslim harus menyampaikan pesan kebebasan Islam selantang dan sejelas mungkin kepada semua orang. Jatidiri keIslaman bangsa-bangsa Muslim harus dijelaskan dengan baik. Dalam hal ini ada dua unsur penting yang harus diperhatikan;
Pertama, dijelaskan bahwa pemikiran dan identitas keIslaman di dunia telah semakin kuat, terhormat dan aktif. Dan Islam telah menjelma sebagai salah satu fenomena paling menonjol di dunia.
Kedua, kekuatan adidaya dunia telah semakin terbuka dan frontal dalam memusuhi Islam dan kepentingan Islam. Secara pasti, salah satu fase utama bagi musuh-musuh saat ini adalah fase permusuhan terhadap Islam dan aksi melawan perkembangan pergerakan Islam yang kian marak.
Musuh yang licik, adalah pemegang kendali utama pusat-pusat imperialisme. Mereka menganggap kebangkitan Islam sebagai ancaman bagi kepentingan ilegal dan agenda hegemoninya yang zalim atas dunia Islam. Seluruh bangsa Muslim, khususnya kalangan politikus, ulama, cendekiawan dan pemimpin bangsa di negara-negara Islam harus memperkuat barisan persatuan Islam dalam menghadapi musuh agresor. Hendaknya mereka mengerahkan segenap daya untuk menjadikan umat ini kuat.
Tentunya, sebuah komunitas manusia selalu rawan menghadapi serangan dari dua arah; pertama dari dalam diri sendiri akibat dari kelemahan manusia dan keragu-raguan, menyukai hal-hal yang asing, lupa kepada Allah, terkekang di tengah godaan duniawi, tidak jeli dalam menghadapi gerak langkah musuh yang berusaha memukul Islam dan muslimin, perselisihan internal yang berbau partisan dan madzhab yang biasanya melibatkan ulama-ulama bejat (suu') dan lantas disebarluaskan dan diperkuat oleh penulis-penulis bayaran, dan masih banyak lagi penyakit mematikan yang sepanjang sejarah Islam selalu mengancam umat Muslimin akibat berkuasanya orang-orang yang tak layak dan tidak mengenal Allah atas kehidupan politik dan nasib umat. Dalam beberapa abad terakhir, kondisi ini semakin mengkhawatirkan setelah masuknya kekuatan imperialis ke tengah kawasan yang dilanjutkan dengan jatuhnya kekuasaan negara-negara di kawasan ke tangan boneka-boneka imperialis yang bejat dan mabuk oleh gemerlap dunia.
Kedua, serangan dari musuh luar yang terjadi dalam bentuk agresi, permusuhan, penyebaran kebejatan oleh mereka di negara-negara Islam, serangan budaya Barat ke dalam lingkungan kehidupan masyarakat Muslim, intimidasi militer, politik dan ekonomi terhadap bangsa-bangsa Muslim, pembantaian yang mereka lakukan di Lebanon, Palestina, Irak, Afganistan dan negara-negara Muslim lainnya. Semua itu menunjukkan adanya ancaman serius terhadap dunia Islam. Lingkungan Islam, baik dalam bentuk individu maupun sebagai bangsa, selalu berada dalam ancaman yang datang dari dua arah ini. Dan kini ancaman itu semakin besar.
Akan tetapi masalah paling krusial saat ini adalah masalah Palestina, yang sejak lebih dari setengah abad lalu selalu menjadi masalah terpenting di dunia Islam, bahkan masalah terpenting bagi umat manusia. Di sini, pembahasannya dalah tentang petaka dan ketertindasan sebuah bangsa dan perampasan sebuah negeri. Dengan demikian, saat ini rezim zionis yang perampas, adalah bahaya terbesar yang mengancam masa kini dan masa depan dunia Islam. Tentunya kita tidak ragu bahwa dalam waktu dekat, kemenangan besar bakal diraih bangsa Palestina berkat perjuangan dan pengorbanannya serta kesadaran dunia Islam. Mereka akan mendapatkan kembali hak-hak yang terampas. Akan tetapi tekad dan kehendak bangsa-bangsa dan negara-negara Islam akan mempercepat proses ini dan mengurangi derita bangsa Palestina.(IRIB)

Sumber : indonesian.khamenei.ir 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar