Fenomena pertama politik dan
insani Islam adalah terbentuknya umat Islam yang lahir di Madinatun Nab
|
23/07/2008
|
Ringkasan
Fenomena pertama politik dan
insani Islam adalah terbentuknya umat Islam yang lahir di Madinatun Nabi
(Kota Nabi SAW), dan secara mencengangkan dan bak legenda umat ini maju dan
berkembang dengan cepat dari sisi kuantitas dan kwalitas. Komunitas Islam ini
memiliki kebudayaan yang kaya dengan khazanah warisannya yang cemerlang dan
kemajuan yang jarang ada padanannya. Meski nampak beragam namun warisan
budaya ini menyiratkan sebuah kesatuan dan keserasian yang mengagumkan. Semua
itu berkat pengaruh Islam serta tauhid khas dan murni yang ada di seluruh
bagiannya. Komunitas ini secara geografis menempati salah satu kawasan dunia
yang terkaya -jika tidak kita katakan kawasan paling kaya- akan sumber alam.
Kini para elit politik dan
pemikiran di dunia Islam mengemban tugas yang berat. Para cendekiawan Muslim
harus menyampaikan pesan kebebasan Islam selantang dan sejelas mungkin kepada
semua orang. Jatidiri keIslaman bangsa-bangsa Muslim harus dijelaskan dengan
baik. Dalam hal ini ada dua unsur penting yang harus diperhatikan;
Pertama, dijelaskan bahwa pemikiran dan identitas keIslaman di dunia telah semakin kuat, terhormat dan aktif. Dan Islam telah menjelma sebagai salah satu fenomena paling menonjol di dunia. Kedua, kekuatan adidaya dunia telah semakin terbuka dan frontal dalam memusuhi Islam dan kepentingan Islam. Secara pasti, salah satu fase utama bagi musuh-musuh saat ini adalah fase permusuhan terhadap Islam dan aksi melawan perkembangan pergerakan Islam yang kian marak.
Musuh yang licik, adalah pemegang
kendali utama pusat-pusat imperialisme. Mereka menganggap kebangkitan Islam
sebagai ancaman bagi kepentingan ilegal dan agenda hegemoninya yang zalim
atas dunia Islam. Seluruh bangsa Muslim, khususnya kalangan politikus, ulama,
cendekiawan dan pemimpin bangsa di negara-negara Islam harus memperkuat
barisan persatuan Islam dalam menghadapi musuh agresor. Hendaknya mereka
mengerahkan segenap daya untuk menjadikan umat ini kuat.
Tentunya, sebuah komunitas manusia
selalu rawan menghadapi serangan dari dua arah; pertama dari dalam diri
sendiri akibat dari kelemahan manusia dan keragu-raguan, menyukai hal-hal
yang asing, lupa kepada Allah, terkekang di tengah godaan duniawi, tidak jeli
dalam menghadapi gerak langkah musuh yang berusaha memukul Islam dan
muslimin, perselisihan internal yang berbau partisan dan madzhab yang
biasanya melibatkan ulama-ulama bejat (suu') dan lantas disebarluaskan dan
diperkuat oleh penulis-penulis bayaran, dan masih banyak lagi penyakit
mematikan yang sepanjang sejarah Islam selalu mengancam umat Muslimin akibat
berkuasanya orang-orang yang tak layak dan tidak mengenal Allah atas
kehidupan politik dan nasib umat. Dalam beberapa abad terakhir, kondisi ini
semakin mengkhawatirkan setelah masuknya kekuatan imperialis ke tengah
kawasan yang dilanjutkan dengan jatuhnya kekuasaan negara-negara di kawasan
ke tangan boneka-boneka imperialis yang bejat dan mabuk oleh gemerlap dunia.
Kedua, serangan dari musuh luar
yang terjadi dalam bentuk agresi, permusuhan, penyebaran kebejatan oleh
mereka di negara-negara Islam, serangan budaya Barat ke dalam lingkungan
kehidupan masyarakat Muslim, intimidasi militer, politik dan ekonomi terhadap
bangsa-bangsa Muslim, pembantaian yang mereka lakukan di Lebanon, Palestina,
Irak, Afganistan dan negara-negara Muslim lainnya. Semua itu menunjukkan
adanya ancaman serius terhadap dunia Islam. Lingkungan Islam, baik dalam
bentuk individu maupun sebagai bangsa, selalu berada dalam ancaman yang
datang dari dua arah ini. Dan kini ancaman itu semakin besar.
Akan tetapi masalah paling krusial
saat ini adalah masalah Palestina, yang sejak lebih dari setengah abad lalu
selalu menjadi masalah terpenting di dunia Islam, bahkan masalah terpenting
bagi umat manusia. Di sini, pembahasannya dalah tentang petaka dan
ketertindasan sebuah bangsa dan perampasan sebuah negeri. Dengan demikian,
saat ini rezim zionis yang perampas, adalah bahaya terbesar yang mengancam
masa kini dan masa depan dunia Islam. Tentunya kita tidak ragu bahwa dalam
waktu dekat, kemenangan besar bakal diraih bangsa Palestina berkat perjuangan
dan pengorbanannya serta kesadaran dunia Islam. Mereka akan mendapatkan
kembali hak-hak yang terampas. Akan tetapi tekad dan kehendak bangsa-bangsa
dan negara-negara Islam akan mempercepat proses ini dan mengurangi derita
bangsa Palestina.(IRIB)
Sumber : indonesian.khamenei.ir |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar