Pembicaraan tidak selalu ber arti pemahaman antara dua jiwa Kata-kata yang berasal dari bibir-bibir dan lidah-lidah tidak selalu bisa membawa sepasang hati bersama Ada sesuatu yang lebih agung dan lebih murni dari apa yang diutarakan mulut.

Selasa, April 17, 2012

GAIRAH PENCINTA

 
Oleh: Imam Khomeini

Wahai, hati itu bukan hati
Yang pada rupawanmu tak cinta
Wahai, sang bijak tak bestari
Yang pada tampanmu tak mendamba

Wahai, pencinta, hatinya gairah menyala
Gairahlah semua dalam anggurmu
Biarkan bagiku gairah ini sendiri
Apa lagi yang hidup ini kandungi

Siapa campakkan daku di gurun
Cinta 'lah padamu O, sahabatku
Tindak 'pa lagi dapat selamatkanku
Tak kunjung tampak tepian gurun

Jika pencinta bergairah menyala
Sisikan ayo dirimu segera
Antaramu dan dia apa pun tiada
Hanya dinding diri-jumawa

Jika kau pelancong jalan-pencinta
Campakkan sajadah campakkan jubah
Tiada pembimbing, hanya cinta
Dalam cinta kuyuplah andika

Jika memang pencinta-benar
Jangan jadi sufi saleh segala
Kar'na tak masuk lingkar-pencinta
Selain kumpulan pencinta saja

Dambaku main rambut-pilinnya
Apa yang buruk padanya apa yang hina
Satu sentuhan gila satu elusan liar
'Pa lagi bisa beri cinta, hai pander

Raih tanganku, dan lepaskan
jiwaku dari kemunafikanjubah ini.
Karna jubah ini bukan apa
Selain pelindung si jahil

Ilmu dan irfan sisihkan saja
Ke rumah anggur mereka tak bawa
Tapi di tempat istirah pencinta
Kepalsuan, pasangannya tiada

Kilas-Pandang Kekasih
Kasihku, hidupku bermula
Dan berakhir di pintumu
Coba saja kuhabiskan di sana
Tak lagi kubutuh sesuatu apa

Di kedai, masjid, dan biara
Dan lantai kuil-berhala
Aku merunduk dalam asa
'Kan kau berkahiku dan memuja

Tak 'kan madrasah temukan penawar
'Tuk susahku, tak pula sang wali
Wahai, keluarkanku dari galau ini
Oleh kilasmu sebelum pingsanku

Wahai, penuh cinta-diri sang sufi itu
Itulah sejauh yang kutahu
Wahai, beri aku penglihatanmu
Biar bening hatiku s'lalu

T'lah kucampakkan cinta-diriku
Kar'nanya saja kini kuada
Wahai, arahkan pandang-agungmu
padaku sari-pati yang hina

Hidup bak biksu t'lah kupilih
Demi kekasih di balik cadar
Biar oleh pandang-cintanya
Jadi gelegak-samudra tetes ini
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar