Ada ungkapan terkenal tentang cinta bahwa cinta itu buta.
Ketika seseorang mencintai kekasihnya,
matanya buta untuk melihat kekurangan kekasihnya itu.
Jika pun ia menyadarinya ia tidak mau tahu.
Ketika seseorang mencintai kekasihnya,
matanya buta untuk melihat kekurangan kekasihnya itu.
Jika pun ia menyadarinya ia tidak mau tahu.
Rasulullah pun dalam hal ini bersabda:
"حبک للشیئ یعمی و یصم"
(hubbuka lisy-syai yuuma va yusim)
"Kecintaanmu pada sesuatu akan membutakanmu dan menulikanmu." 1
"حبک للشیئ یعمی و یصم"
(hubbuka lisy-syai yuuma va yusim)
"Kecintaanmu pada sesuatu akan membutakanmu dan menulikanmu." 1
Islam juga memberikan bimbingan kepada kita untuk mengetahui siapa sebenarnya kekasih kita yang sejati.
Dalam hal ini Imam Ali bin abi Thalib berkata:
"من احبک نهاک"
(man ahabbaka nahaka)
"Orang yang mencintaimu akan mencegahmu." 2
Penjelasan dari hadis tersebut adalah
bahwa orang yang mencintai akan mencegah kekasihnya dari perbuatan munkar
dan menjauhkannya dari segala keburukan yang akan merugikan dirinya.
Masih banyak lagi masalah cinta dalam Islam, misalnya bagaimana Islam menjelaskan tentang kecintaan kita
terhadap keluarga dan orang-orang di sekitar kita. Imam Ali as berkata:
"القرابة الی المودة احوج من المودة الی القرابة"
(alqarabatu ilal mawaddati ahwaju minal mawaddati ilal qarabah)
"Kedekatan itu lebih membutuhkan cinta daripada tuntutan cinta terhadap kedekatan."
Ini berarti kita dituntut untuk lebih mencintai kekasih, keluarga, sanak saudara, tetangga, dan orang-orang disekitar kita. Karena mereka lebih dekat dengan kita. Kita dituntut untuk lebih peduli terhadap mereka, dan cinta adalah unsur yang tidak boleh dilupakan dalam hal ini. Namun di sisi lain, kita boleh jadi mencintai seseorang yang tidak dekat dengan kita. Sebagaimana jika seseorang mencintai atau mengidolakan seorang tokoh tekenal nun jauh di sana.
Namun kecintaan yang paling mulia dan tertinggi dalam Islam adalah kecintaan hamba terhadap Tuhannya. Dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 24 disebutkan:
"Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasiq."
Jadi kesimpulannya, sebesar apapun kecintaan kita kepada hal-hal lain, jangan sampai melebihi cinta kita kepada Allah swt.
1- Ghurarul hikam: 6314, 7718, 2703
2- Ibid
3- Nahjul Balaghah: Alhikmah 308
Tidak ada komentar:
Posting Komentar