Pembicaraan tidak selalu ber arti pemahaman antara dua jiwa Kata-kata yang berasal dari bibir-bibir dan lidah-lidah tidak selalu bisa membawa sepasang hati bersama Ada sesuatu yang lebih agung dan lebih murni dari apa yang diutarakan mulut.

Jumat, Mei 27, 2011

Tiga Pertanyaan


Suatu hari seorang Badui Arab datang kepada Imam Husain As, Imam Ketiga kita. Dia berkata kepada Imam Husain As, "Aku memiliki hutang yang aku tidak dapat bayar." Aku datang kepada Anda untuk meminta bantuan karena aku telah mendengar kemuliaan dan kepemurahan Anda.

Imam As berkata kepadanya, "Aku akan mengajukan tiga pertanyaan kepadamu, jika engkau dapat menjawab pertanyaan pertama, aku akan memberikan uang untuk membayar sepertiga hutangmu. Jika engkau menjawab pertanyaan kedua, aku akan memberikan sepertiga yang lainnya. Jika engkau dapat menjawab ketiga pertanyaan dengan benar, aku akan memberikan uang yang engkau perlukan untuk membayar hutangmu."


Orang Badui itu risau atas masalah ini. Dia berkata, "Wahai Maulana (tuanku)! Anda adalah orang yang sangat berilmu dan aku adalah seorang dungu di hadapan anda!"

Imam menjawab, "Aku mendengar dari datukku, bahwa kebaikan harus dilakukan kepada seseorang berdasarkan pemahamannya terhadap agama dan kewajiban-kewajibannya kepada Allah."

Si Badui itu berkata, "Bertanyalah, Aku akan memberitahu apa yang aku ketahui. Jika aku tidak memiliki jawaban, aku akan belajar dari Anda dan mengingat jawabannya untuk keperluan masa depan."

Imam As bertanya kepadanya, "Di antara seluruh perbuatan yang baik. Manakah yang terbaik?"

Badui itu menjawab, "Beriman kepada Allah dan beriman kepada Tauhid-Nya."

Lalu, Imam As bertanya, "Apa yang dapat menyelamatkan manusia dari kebinasaan?"

Si Badui menjawab, "Bersandar kepada Allah dan mempercayakan kepada-Nya."

Imam bertanya lagi, "Apa yang memberikan manusia kemuliaan?"

Si Badui menjawab, "Ilmu pengetahuan disertai dengan sifat pemaaf (atas kesalahan-kesalahan orang lain).

 Imam bertanya, "Jika dia tidak memiliki pengetahuan?"

Si Badui menjawab, "Kekayaan disertai dengan sifat pemurah."

Imam kemudian bertanya lagi, "Bagaimana jika hal ini juga tidak dia miliki?'

Si Badui berseru, "Biarlah petir datang dari angkasa menyambar dan membakarnya, karena dia layak mendapatkannya!"

Ketika mendengar seruan ini, Imam As tersenyum dan memberikan uang kepada si Badui melebihi keperluannya untuk membayar utangnya serta memberikan cincin kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar