Perdana Menteri Yordania Marouf al-Bakhit mengatakan bahwa sikap keras kepala Israel mengenai kebijakannya terhadap Palestina hanya meningkatkan kebencian rakyat dunia Arab. "Israel harus mengentikan mentalitas bersikeras dan menghentikan semua tindakan sepihak, terutama pembangunan pemukiman," kata Bakhit dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah bertemu dengan Wakil Menlu AS William Burns pada hari Sabtu, Ha'aretz melaporkan. Penolakan Israel untuk menghentikan pembangunan pemukiman di tanah Palestina di Tepi Barat yang diduduki telah menjadi kendala utama dalam pembicaraan antara Otoritas Palestina (PA) dan Israel. Pada bulan September, negosiator PA keluar dari pembicaraan langsung dengan Tel Aviv yang disponsori AS setelah Israel menolak untuk memperpanjang moratorium parsial pada pembangunan permukiman. "Israel harus melihat ke depan untuk masa depan dan menyadari bahwa keadilan dan martabat
masyarakat merupakan isu yang sangat diperlukan," kata Bakhit. Bakhit, yang sebelumnya duta besar Yordania untuk Israel, juga mencatat bahwa kebuntuan berterusan dalam pembicaraan Timur Tengah hanya akan mengintensifkan kemarahan publik di wilayah itu " sebagai akibat dari ketidakseimbangan perasaan mereka dalam kriteria keadilan." Selain itu, warga Palestina menuduh Israel melakukan kampanye yahudisasi dengan tujuan pemberantasan identitas Palestina dan Islam di wilayah pendudukan, terutama Timur al-Quds (Yerusalem). Mereka berpendapat bahwa yahudisasi al-Quds akan membuat pembentukan negara Palestina merdeka menjadi mustahil.
-IslamTimes -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar