Pembicaraan tidak selalu ber arti pemahaman antara dua jiwa Kata-kata yang berasal dari bibir-bibir dan lidah-lidah tidak selalu bisa membawa sepasang hati bersama Ada sesuatu yang lebih agung dan lebih murni dari apa yang diutarakan mulut.

Sabtu, Mei 14, 2011

Dialog Ali bin Abi Thalib-Yahudi: Perbandingan Muhammad dan Adam [6]

Dinukil dari Musa bin Ja’far, dari ayahnya Ja’far Shadiq, dari ayah-ayahnya, dari al-Husain bin Ali bin Abi Thalib, dikatakan bahwa seorang Yahudi dari Syam pernah membaca Taurat, Zabur, Injil dan kitab-kitab para nabi As, di samping itu ia juga banyak mengetahui argumentasi mereka. Suatu hari orang ini datang ke sebuah majelis para sahabat Rasulullah Saw di antara mereka ada Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas dan Abu Ma’bad al-Juhani.


“Wahai umat Muhammad, kalian tidak tinggalkan satu derajat atau satu keistimewaan yang ada pada seorang nabi melainkan kalian berikan pula pada nabi kalian,” ujarnya. Lalu Yahudi itu bertanya, “Apakah kalian dapat menjawab pertanyaan-pertanyaanku ini?”

“Benar,” jawab Ali “Tidaklah Allah Swt memberikan suatu derajat dan keistimewaan kepada seorang nabi atau rasul melainkan Allah berikan juga semuanya kepada Nabi Muhammad Saw, bahkan Dia melebihkannya atas para nabi berlipat ganda.”

“Apakah Anda siap menjawab pertanyaanku?” tanyanya.

Ali menjawab, ‘Iya, Silahkan.’ Akan aku sebut di hadapanmu sekarang juga tentang keistimewaan Rasulullah Saw sehingga kaum Muslimin bersorak ceria dan orang-orang ragu-ragu tidak akan menyangsikannya lagi. Dan Rasulullah Saw pada saat menyebutkan keistimewaan dirinya beliau selalu berkata, “tidak bermaksud bangga” (wa la fakhr).” Dan aku akan menyebutkan keistimewaan-keistimewaan beliau tanpa menjatuhkan dan mengurangi kedudukan para nabi As Namun, sekedar mensyukuri Allah Swt atas anugerah yang Dia berikan kepada baginda Muhammad Saw seperti yang diberikan kepada para nabi bahkan Allah Swt melebihkan beliau.”

Aku akan bertanya kepadamu, siapkanlah jawabannya! Ujar si Yahudi itu. “Sampaikan pertanyaanmu, tegas Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Yahudi berkata, “Lihatlah Adam As, Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadanya. Apakah Allah Swt berbuat yang sama terhadap Muhammad ?”

Ali menjawab, `Ya.’ Ketika Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam As bukan berarti mereka menyembah Adam As, tetapi mereka mengakui keutamaan Adam As dan karena kasih sayang Allah kepadanya. Namun, Muhammad Saw telah diberi kehormatan yang lebih dari itu. Allah SWT bershalawat atasnya di alam Jabarut dan juga malaikat seluruhnya. Bahkan Allah menjadikan shalawat atasnya sebagai suatu ibadah bagi orang-orang mukmin. Itu adalah suatu keistimewaan Muhammad Saw, wahai orang Yahudi.” Jawab Ali.

Sesungguhnya Allah telah mengampuni Adam setelah melakukan kesalahan, ” kata si Yahudi. “Benar. Allah memberi ampunan kepada Muhammad tanpa suatu kesalahan yang pernah dilakukan olehnya. Allah Swt berfirman, “Allah hendak mengampunimu dosa yang telah lalu dan yang akan datang.” (Qs.al-Fath : 2) Sesungguhnya Muhammad Saw di hari kiamat kelak tidak akan membawa dosa dan tidak akan dituntut karena perbuatan dosa.”

[www.wisdoms4all.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar