Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Dan Penyayang
……….
Saya beritahukan kepada semua orang bahwa kami tidak takut terhadap aksi militer dan blokade ekonomi, karena kami adalah pengikut para Imam (Ahlul Bait) yang selalu siap untuk mati syahid. Bahkan hari inipun rakyat kami telah siap untuk mati syahid. Silakan bila Carter akan mengirimkan pasukannya kemari—walaupun ia tak akan mampu melakukannya—atau bahkan menggalang kekuatan militer dengan negara superpower lainnya. Kami memiliki 35 juta orang yang telah terbiasa ke medan perang dan siap untuk syahid. Kami tidak takut dengan intervensi militer. Kami adalah pejuang. Rakyat kami telah melawan tank, meriam, dan senjata mesin dengan tangan kosong. Karenanya, Carter jangan coba-coba untuk mengancam kami. Kami telah terbiasa bertempur; bahkan ketika kami kehabisan senjata, kami gunakan tubuh kami.
Dan atas ancaman blokade ekonomi, kami adalah orang yang terbiasa lapar. Kami telah menderita kelaparan selama 35 atau 50 tahun. Bila diasumsikan bahwa Amerika bisa menjatuhkan blokade ekonomi dengan mengajak negara lain—yang mana itu hanyalah mimpi kosong, yang tidak akan pernah terjadi—maka kami dapat selalu berpuasa, atau memenuhi kebutuhan kami dengan gandum dan jagung yang kami panen dari ladang kami sendiri; yang itu cukup bagi kami. Kami bisa makan daging sekali seminggu, dan kenyataannya tak baik terlalu banyak makan daging. Jika perlu, kami bisa membatasi diri dengan makan hanya sekali sehari. Karena itu, mereka jangan coba-coba untuk mengancam kami dengan blokade ekonomi.
Jika kami dihadapkan pada pilihan mempertahankan kehormatan kami atau mengisi perut kami, maka kami jelas akan memilih lapar dan mempertahankan kehormatan kami.
Tolong sampaikan salam saya untuk Paus, dan katakan kepadanya bahwa beliau dan saya sebagai pemimpin agama, mempunyai tanggung jawab untuk memberikan bimbingan moral. Kami berharap beliau bisa mengangkat rakyat tertindas kami dengan menasihati semua negara superpower untuk memperhitungkan tindakan-tindakan mereka.
Ruhullah al-Musawi al-Khomeini
12 November 1980
[Diterjemah dari buku “Imam Khomeini, Pope, and Christianity”, hal. 37-38, Islamic Propagation Organization, The International Relations Department]
Surat Paus Paulus II
Yang Mulia
Ayatullah Ruhullah Khomeini
Saya sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan antara Amerika dengan negara anda. Saya juga menyampaikan sentimen saya ini kepada Yang Mulia Bani Sadr, sebagai presiden Republik Islam Iran; kepada Sekretaris Jendral PBB, DR. Kurt Waldheim; dan kepada Yang Mulia Jimmy Carter, presiden Amerika.
Saya mohon kepada Tuhan, dengan kebaikan dan kemurahan-Nya, semoga Dia melindungi rakyat anda dan mencegah kesulitan dan bahaya yang lebih besar dari meningkatnya ketegangan tersebut. Saya berharap, dengan pengaruh wewenang anda, akan membantu terciptanya solusi bagi situasi serius tersebut, dengan solusi yang adil; yang diilhami oleh penghargaan atas nasib rakyat, dan yang akan bermanfaat bagi kemajuan rakyat dan seluruh manusia dalam keadilan dan perdamaian.
Joannes Paulus PP. II
11 April 1980
Balasan Imam Khomeni Atas Surat Paus Tersebut
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang
Yang Mulia Paus,
Pesan anda, yang mencerminkan kegelisahan atas memburuknya hubungan antara negara Islam Iran dan Amerika, telah saya terima. Saya menghargai niat baik anda dan perhatian anda atas hal itu; dimana negara kami menganggap bahwa langkah pemutusan hubungan tersebut sebagai pertanda baik, dan negara kami merayakannya dengan kebahagiaan.
Saya berterima kasih atas doa anda kepada Tuhan bagi rakyat pejuang kami, tetapi perlu anda ketahui bahwa anda tidak perlu khawatir atas munculnya masalah dan bahaya yang lebih besar, seperti yang anda sebutkan dalam surat anda. Karena rakyat muslim Iran selalu siap menyambut masalah akibat langkah pemutusan hubungan, dan mereka tidak takut atas munculnya bahaya yang lebih besar.
Yang berbahaya bagi rakyat kami justru ketika hubungan tersebut dibangun sebagaimana yang dilakukan oleh rezim terdahulu, dan hubungan seperti itu tidak akan pernah dibangun kembali.
Saya berharap, dengan pengaruh spiritual anda pada masyarakat Nasrani, anda memperingatkan pemerintah Amerika untuk bertanggungjawab atas tindakan tirani, gangguan, dan perampasan mereka. Dan menasihati Carter, yang sedang mengalami kekalahan, untuk membiarkan negara-negara yang menginginkan kemerdekaan mutlak dan tidak ingin bergabung dengan setiap kekuatan di dunia, sebagaimana nilai kemanusiaan yang diajarkan oleh Isa as; dan tidak membiarkan dirinya dan pemerintah Amerika berkubang pada skandal yang lebih jauh.
Saya memohon kepada Allah atas kesejahteraan bagi mereka yang tertindas di muka bumi, dan berharap semoga mereka segera terbebas dari tangan-tangan penindas.
Ruhullah al-Musawi al-Khomeini
16 April 1980
[Diterjemah dari buku “Imam Khomeini, Pope, and Christianity”, hal. 18-20, Islamic Propagation Organization, The International Relations Department]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar