Tanya: Bisakah Anda ceritakan sedikit tentang masa-masa sekolah Anda?
Saya mempelajari hal-hal yang diperlukan dengan membaca buku, mempelajari permasalahan agama, seni dan kerajinan, dan membantu dalam pekerjaan rumah tangga keluarga besar kami.
Saya memiliki kenangan jelas tentang madrasah saya, termasuk guru Quran saya, Ibu Kaukale Pour Ranjbar, yang baru saja meninggal. Pakaian yang dikenakan wanita terhormat dan berwibawa ini unik. Meskipun beliau tidak mengenakan chador (pakaian islami yang menutup dari atas hingga bawah), tapi tetap memakai hijab islami yang sempurna (dan sopan). Jilbabnya besar, yang menutupi seluruh kepala dan lehernya, hingga ke pinggang. Wanita ini memiliki gaya yang inovatif dalam mengajar Alquran. Wajahnya, yang penuh dengan wibawa dan keanggunan, masih jelas di hadapan mata dan saya tidak bisa melupakannya.
Kenangan lain yang saya miliki juga masih di usia yang sama. Sebagian besar kegiatan agama, seperti membaca Quran di kelas atau berdoa dan salat di madrasah, dipercayakan kepada saya. Tentu, di sekolah menengah dan atas hari-hari itu, membaca Quran atau menyanyi nasyid tidak dilakukan, tapi karena sekolah kami adalah sekolah agama dan dijalankan oleh ustazah, kegiatan agama seperti itu dilakukan.
Tanya: Bagaimana Anda bertemu suami Anda?
Saya menikahinya tahun 1964. Tentu saja pernikahan ini terjadi sebelum kami berkenalan satu sama lain, karena sudah menjadi praktik agama keluarga saat itu. Ibunya datang ke rumah kami untuk melamar dan setelah pembicaraan seperti biasa, upacara pernikahan dilakukan.
Tanya: Berapa jumlah anak Anda?
Kami memiliki empat putra dan dua putri. Seluruh putra kami lahir sebelum Revolusi, dan dua putri kami lahir setelah Revolusi (Revolusi Islam di Iran).
Tanya: Ceritakan kepada kami sedikit tentang kehidupan Anda saat kebangkitan Islam melawan Syah Iran.
Saat itu merupakan masa-masa yang sulit dan ujian dari Allah. Saya telah mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan kesulitan dan tidak pernah mengeluh tentang segalanya.
Saya ingat saat bulan pertama setelah pernikahan kami, suami saya bertanya, “Jika saya ditangkap, bagaimana perasaanmu?” Itu merupakan pertanyaan yang tak terduga dan awalnya saya menjadi tertekan dan terganggu, tapi beliau banyak berbicara tentang perjuangan, bahaya dan tantangannya, dan menjadi kewajiban setiap orang dalam hal ini, kemudian saya menjadi tenang. Beliau mengatakan ini di hari yang sama saat Imam Khomeini ditangkap dan dibawa ke Tehran dari Qom dan diasingkan ke Turki. Pada hari itu Tuan Khamenei dan beberapa orang lainnya mempersiapkan diri di Mashad untuk memprotes, dan saat itulah dia bertanya. Mulai hari itu juga, saya membuat diri saya siap mental untuk menghadapi bahaya atas perjuangan suami saya. Karenanya, setiap kali ia dipenjarakan atau diasingkan atau ketika dia harus menyembunyikan aktivitasnya, saya menanggung semua kesulitan dengan mudah.
Kemudian kami memiliki anak lagi, tentu saja, kehidupan sangat sulit saat itu, tapi Allah selalu menolong dan saya tidak pernah kecewa. Perjuangan, selain penjara dan pengasingan, memiliki kesulitan lain yang kurang lebih konstan. Kegelisahan, kemiskinan materi, pemulihan hubungan, dan beberapa kekurangan adalah akibat dari perjuangan dan kami mulai terbiasa dengan itu. Tentu, dukungan spiritual dan simpati dari keluarga saya dan keluarganya merupakan pelipur penting dan saya selalu bergantung kepada Allah.
Tanya: Bagaimana Anda membantu suami dalam perjuangannya?
Saya pikir, peran terbesar saya adalah tetap menjaga suasana rumah tenang sehingga beliau dapat melanjutkan pekerjaannya. Saya berusaha untuk tidak membuatnya cemas tentang saya dan anak-anak. Kadang, ketika saya mengunjunginya di penjara, saya tidak mengatakan tentang kesulitan yang kami hadapi dan dalam menjawab pertanyaannya tentang kondisi saya dan anak-anak saya hanya menceritakan kabar baik. Sebagai contoh, selama pertemuan di penjara atau dalam surat selama pengasingannya, saya tidak pernah mengatakan atau menulis apapun tentang penyakit anak-anak.
Tentu, saya juga aktif dalam berbagai wilayah, seperti menyebarkan selebaran, membawa pesan, menyembunyikan dokumen dan sebagainya, yang saya pikir tidak terlalu penting untuk diceritakan. Pada bulan-bulan terakhir perjuangan, saya sibuk berhubungan dengan penyampaian pesan-pesan dari Imam Khomeini di Paris, yang diberikan melalui telepon, dan saya menyerahkannya ke pusat untuk digandakan dan disebarkan ke Mashad dan kota lain, dan sayapun mengumpulkan berita dari Mashad dan kota lain seperti Khurasan dan menyampaikannya ke Paris. Tapi saya kira, pekerjaan paling penting istri pejuangan kemerdekaan pada waktu itu adalah dukungan spiritual, simpati, menjaga rahasia, dan bersabar dalam kesulitan.
Tanya: Apakah suami Anda membantu di rumah?
Saat ini beliau tidak memiliki kesempatan dan kamipun tidak mengharapkan darinya. Tapi sifat yang sangat baik darinya dan dapat menjadi teladan dan contoh bagi lainnya adalah ketika beliau ada di rumah, meskipun beliau lelah karena pekerjaan sehari-hari, beliau mencoba untuk tetap menjaga suasana rumah jauh dari masalah kantornya.
Tanya: Apakah Anda mematuhi suami tanpa bertanya?
Dalam beberapa urusan pribadi, saya berkonsultasi dengannya dan dalam beberapa kasus, berdasarkan kewajiban agama, saya meminta izin darinya. Saya tidak menyembunyikan urusan apapun darinya dan menyetujui pendapatnya dalam seluruh masalah yang dibutuhkan.
Tanya: Tipe ayah yang seperti apakah Ayatullah Khamenei?
Beliau sangat sensitif dalam hal agama, moral, dan pendidikan anak-anak dan mendorong anak-anak kami untuk salat, membaca Quran, dan berolah raga. Beliau selalu berkata mengenai pendidikan putri kami. Beliau ingin mereka menjadi dokter.
Tanya: Apakah Anda bekerja untuk pemerintah?
Sebagai wanita muslim di Republik Islam Iran, saya memiliki beberapa tugas yang sama seperti wanita lain dan melakukan yang terbaik sesuai kemampuan, tapi secara khusus saya tidak memiliki tanggung jawab resmi.
Tanya: Apa yang suami harapkan dari Anda?
Beliau mengharapkan ketenangan dan lingkungan keluarga yang bahagia dan sehat lebih dari apapun.
Tanya: Mohon ceritakan kepada pembaca kami pandangan Anda mengenai pakaian sederhana yang islami.
Dalam pandangan saya, pakaian terbaik bagi wanita di luar rumah adalah chador. Tentu, tidak ada larangan menurut agama untuk memakai jenis pakaian lain asalkan menutup tubuh dengan sempurna dan tidak ketat. Tapi secara keseluruhan, saya lebih memilih chador. Untuk di dalam rumah cukup berbeda. Tentu saja pakaian, dalam hal apapun, haruslah sesuai dengan kesopanan Islam.
Tanya: Gaya hidup seperti apa yang Anda miliki?
Selama bertahun-tahun kami benar-benar menghilangkan barang mewah dari rumah. Keindahan itu bagus, tapi kita tidak boleh menikmati hidup mewah hanya untuk kepentingan diri. Di rumah, kami tidak memiliki dekorasi dalam arti biasa, tidak juga karpet, tirai, furnitur berharga, dan sebagainya. Kami telah melepas diri dari hal seperti itu sejak lama. Dalam hidup, kami mencoba untuk menyediakan segala sesuatu berdasarkan kebutuhan yang sebenarnya. Orang tua Tuan Khamenei adalah teladan dalam hal ini dan ibunya mengkritik hal seperti itu dan saya memiliki pandangan yang sama. Saya selalu menasihati anak saya bahwa mereka harus bertindak seperti ini dalam perilaku pribadi mereka. Kami percaya bahwa pengeluaran untuk barang-barang mewah tidaklah diperlukan.
Tanya: Apakah Anda, atau pernahkah Anda, bekerja di luar rumah?
Pekerjaan dalam arti umum, tidak. Jika melayani dianggap sebagai kerja menurut penafsiran Anda, maka harus saya katakan bahwa saya bekerja di luar rumah setiap waktu.
Tanya: Bagaimana dengan pekerjaan sosial?
Dalam pandangan saya, seseorang haruslah mendekati secara langsung kaum miskin untuk membantu mereka. Jika semua orang melakukan ini dengan benar maka tidak dibutuhkan lagi organisasi resmi untuk membantu orang-orang miskin. Pemeriksaan ke daerah miskin, mengunjungi rumah-rumah, lokakarya, dan sekolah-sekolah di daerah itu memberikan setiap orang kesempatan untuk membantu orang-orang miskin dan kurang mampu.
Tanya: Ada pesan untuk pembaca kami?
Pesan saya untuk seluruh wanita dari seluruh bangsa dan agama adalah bahwa mereka harus menjaga kehormatan dan keagungan wanita melalui perbuatan dan perilaku mereka, dan melalui ketaatan terhadap kesucian dan kemurniaan feminitas. Wanita muslim harus memahami nilai-nilai pakaian islami yang sederhana dan sopan, dan jangan menyerah terhadap godaan musuh mengenai hijab. Nasihat saya lebih lanjut untuk wanita muslim agar mereka tidak menarik diri dari aktivitas sosial dan politik. Di Iran, kehadiran wanita di beberapa tempat menghasilkan keberhasilan Revolusi, dan saat ini wanita berpartisipasi dalam semua kegiatan negara, baik itu sosial, politik, ataupun ilmu pengetahuan.
Penerjemah: Ali Reza Aljufri
Sumber: Mahjubah, The Magazine for Muslim Women, 1992; islam-pure.de
Tidak ada komentar:
Posting Komentar