1. Mana mungkin orang berdalih tentang wujud-Mu dengan sesuatu yang untuk wujudnya butuh pada-Mu. Adakah sesuatu selain-Mu memiliki kejelasan yang tidak Kau miliki, sehingga ia berfungsi sebagi penjelas bagi-Mu. Kapan kau pernah ghaib, sehingga perlu bukti yang menunjukkan keberadaan-Mu. Kapan Kau pernah jauh, sehingga tanda tanda itu yang akan menyampaikan kepada-Mu ? Sungguh buta lah mata yang tidak melihat ( menyadari ) pengawasan Allah SWT atasnya.
2. Apa yang bisa di dapat oleh seorang yang kehilangan kamu ( Allah SWT ), dan apa yang hilang dari seorang yang telah menemukan-Mu. Sungguh telah merugi orang yang rela dengan selain-Mu sebagai pengganti-Mu.
3. Tidak akan bahagia kaum yang mencari kerelaan makhluk dengan cara memarahkan Allah.
4. Tidak akan tenteram di hari kiamat kecuali orang yang takut kepada Allah SWT di dunia
.
5. Allah SWT memulai ( perintahnya ) dengan amar ma’ruf dan nahi mungkar, sebagai kewajiban. Karena ia tahu bahwa jika kewajiban itu dilaksanakan, maka segala kewajiban baik yang ringan atau yang berat akan dapat terlaksana dengan baik. Dan itu semua karena amar ma’ruf dan nahi mungkar adalah ajakan kepada agama Islam serta penolakan atas kezaliman dan menentang si zalim.
6. Wahai manusia ! Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa yang melihat pemimpin yang zalim, menghalalkan apa-apa yang diharamkan Allah, menyeleweng dari ajaran-Nya menentang sunnah Rasulullah SAW, serta berbuat dosa dan pelanggaran terhadap hamba-hamba Allah, kemudian tidak di rubah atau di tentang baik dengan perbuatan atau ucapan, maka Allah SWT berhak untuk mencampakkan-nya ke tempat ( yang telah disediakan untuk ) nya.
7. Manusia adalah hamba dunia dan agama adalah buah bibir mereka, mereka akan menjaganya selama ia memberi manfaat bagi mereka, dan apabila mereka di uji (akan terbukti ) sedikit yang benar-benar beragama.
8. Barang siapa yang mengusahakan sesuatu dengan disertai maksiat kepada Allah, maka usahanya itu akan melewatkan apa yang di harapkan dan akan cepat ditimpa kegagalan / bencana yang ia takutkan.
9. Tidakkah kamu saksikan bahwa kebenaran (haq) sudah tidak lagi di amalkan dan kebathilan tidak di cegah, maka hendaknya seorang mukmin lebih suka berjumpa dengan Allah (mati).
10. Aku tidak melihat kematian melainkan, sebuah kebahagiaan, sedang hidup bersama orang-orang yang zalim merupakan kesengsaraan.
11. Kalian adalah orang-orang yang paling besar musibahnya karena kedudukan ulama telah direbut, padahal kalian mengetahui bahwa di tangan ulamalah terdapat amanat tentang halal dan haram. Hal ini tidak lain hanya akan menyebabkan bercerai-berainya kalian dari kebenaran dan perselisihan kalian dalam sunnah setelah adanya keterangan yang jelas. Andai kalian sabar atas sedikit gangguan dan kuat menanggung pengorbanan di jalan Allah, pastilah akan Allah tentukan perkara yang bermanfaat bagi kalian. Tapi kalian telah menempatkan orang-orang zalim di tempat kalian, dan menyerahkan urusan-urusan Allah SWT di tangan mereka. Kemudian mereka berbuat hal-hal yang syubhat dan berjalan menuruti hawa nafsu. Serta mengajak kalian agar menjauh dari kematian dan mencintai dunia secara berlebihan, padahal kehidupan akan meninggalkan kalian.
12. Ya Allah ! Engkau Maha Mengetahui bahwa apa yang kami perbuat bukan untuk bersaing merebut kekuasaan dan bukan pula karena ingin mencari kelebihan dunia. Akan tetapi untuk menampakkan panji-panji agama-Mu dan untuk mengadakan reformasi dalam negeri-Mu. Sehingga kaum tertindas akan merasakan keamanan, ketenteraman sehingga kewajiban / perintah –Mu serta hukum-hukum-Mu dapat diberlakukan.
13. Aku tidak keluar (ke medan Karbala) untuk kejelekan atau kesia-siaan atau kerusakan atau sebagai orang yang zalim. Akan tetapi aku keluar untuk memperbaiki umat kakekku Muhamammad SAW. Aku berkehendak menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar serta berjalan di jalan kakekku Muhammad dan di jalan ayahku Ali bin Abi Thalib.
14. Andai dunia ini masih di anggap berharga, bukankah akhirat (tempat pahala Allah) itu jauh lebih berharga dan mulia. Andai badan ini memang diciptakan untuk mati, maka bukankah mati di jalan Allah lebih mulia. Andai rizki itu sudah terbagi berdasarkan ketentuan, maka tinggalkanlah rasa rakus terhadap dunia. Andai harta yang di kumpulkan akan di tinggalkan, mengapa harus kikir terhadap barang yang akan di tinggalkan.
15. Wahai pengikut keluarga Abu Sofyan ! jika kalian sudah tidak beragama lagi dan tidak takut akan hari pembalasan, maka jadilah di dunia ini sebagai orang yang merdeka.
16. Segolongan manusia menyembah Allah karena ingin keuntungan, maka itu adalah ibadah pedagang. Dan segolongan manusia menyembah Allah karena rasa takut pada-Nya, maka itu ibadahnya kaum budak. Dan segolongan menyembah Allah karena bersyukur atas nikmat-Nya, maka itulah penyembahan orang yang merdeka. Itulah sebaik-baiknya ibadah.
17. Ketahuilah bahwa keperluan manusia terhadap kalian adalah merupakan nikmat yang Allah berikan kepada kalian. Maka janganlah kalian bosan dari nikmat-nikmat itu agar nikmat itu tidak berbalik menjadi bencana.
18. Wahai manusia ! Ambillah pelajaran dari apa yang telah Allah peringatkan kepada para walinya.. Yaitu ketika Allah mengucapkan kecaman-Nya pada para pendeta dalam firman-Nya : ‘ Hendaklah orang-orang yang rabbani dan para pendeta mencegah perbuatan dosa “ (Al-Maidah 63) dan firman-Nya : “ Mereka (orang kafir dari bani Israil) di laknat …….”. Sungguh amat jelek perbuatan mereka. Sungguh Allah telah mencela mereka karena mereka menyaksikan kemungkaran dan kerusakan dari orang-orang zalim yang hidup di tengah-tengah mereka., namun mereka tidak berusaha mencegahnya, karena berharap sesuatu dari mereka ( orang-orang zalim) serta takut akan ancamannya, padahal Allah SWT berfirman : “ Janganlah takut pada manusia tapi takutlah pada Allah “. Dan firman-Nya : “Orang-orang mukmin dan mukminat sebagian adalah wali bagi sebagian yang lainnya, saling menyuruh pada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
19. Barang siapa yang mencari ridha manusia dengan kemarahan Allah, maka Allah akan serahkan urusannya kepada manusia.
20. Hati-hatilah dari menzalimi seseorang yang tidak mempunyai penolong kecuali Allah Azza wajalla.
21. Siapa yang mencintaimu akan melarangmu ( dari maksiat ). Dan siapa yang membencimu akan menipumu (sehingga kamu melakukan maksiat)
22. Tidak sempurna akal seseorang kecuali dengan mengikuti kebenaran.
23. Duduk bersama orang yang fasik ( pendosa ) akan mendatangkan kebimbangan.
24. Menangis karena takut kepada Allah merupakan keselamatan dari api neraka.
25. Seseorang mendatangi Imam Husein dan berkata : “ Aku seorang laki-laki yang selalu berbuat dosa. Dan aku tidak sanggup untuk tidak berbuat dosa. Karena itu nasihatilah diriku agar menjadi orang yang sadar“. Lalu berkata Imam Husein: “Kerjakanlah lima ( 5 ) perkara, yang dengannya kau boleh bermaksiat sesukamu. 1. Jangan memakan dari rizki Allah, lalu bermaksiatlah semau hatimu. 2. Keluarlah dari kepemimpinan Allah, lalu bermaksiatlah semaumu. 3, Carilah tempat yang Allah tidak melihat perbuatanmu, lalu bermaksiatlah semaumu. 4. Jika datang Malaikat Maut untuk mencabut rohmu maka tolak dan usirlah ia dari dekatmu, lalu bermaksiatlah semaumu. 5. Jika Malaikat Malik datang untuk memasukkanmu ke api neraka, maka jangan mau masuk neraka, lalu bermaksiatlah semaumu.
26. Hati-hatilah kamu dari sesuatu yang memaksamu berudzur. Sesungguhnya seorang mukmin tidak berbuat jahat dan tidak berudzur. Sedang si munafik setiap hari berbuat kejelekan dan selalu berudzur.
27. Sifat terburu-buru merupakan suatu kebodohan.
28. Jangan kalian memberi izin kepada seseorang hingga ia mengucapkan salam.
29. Dari tanda-tanda kebodohan adalah berdebat dengan orang yang bukan ahli berfikir.
30. Tanda-tanda orang yang beriilmu adalah yang menjaga tutur katanya dan mengetahui berbagai bidang ilmu pengetahuan.
31. Berlomba-lombalah dalam mencari kemuliaan dan bergegaslah menuju kemenangan.
32. Siapa yang dermawan akan memimpin, sedang si kikir akan terhina.
33. Paling dermawannya manusia yaitu yang memberi sesuatu kepada seseorang tanpa mengharapkan imbalan.
34. Barang siapa yang meringankan beban si mukmin, Allah akan hindarkan baginya bencana dunia dan akhirat.
35. Apabila engkau melihat seseorang yang selalu mencela kehormatan orang lain, maka berusahalah agar dia tidak sampai mengetahui identitasmu.
36. Beliau as. Ditanya :“Apa kaya itu?” .Lalu beliau menjawab : Sedikit berangan-angan dan rela dengan sesuatu yang mencukupi.
37. Janganlah kamu meminta suatu keperluan kecuali kepada salah satu dari tiga orang : Kepada orang yang memiliki (ketaatan kepada) agama, yang mempunyai rasa kemanusiaan (harga diri) dan yang berkedudukan mulia.
38. Berbuatlah sebagaimana perbuatan seseorang yang sadar bahwa dirinya akan di tuntut jika berbuat jelek dan akan di beri pahala jika berbuat baik.
39. Dalam pengucapan salam ada 70 kebaikan, 69 untuk yang mengucapkan dan satu untuk yang menjawab.
40. Jagalah dirimu dari membicarakan sesuatu apa pun tentang saudaramu di saat ia tiada, kecuali dengan perkataan yang kau suka mendengarnya jika kata-kata itu di ucapkan kepadamu saat kau tidak ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar